

Limbah lunak dengan sifatnya yang mudah dibentuk dan rantai kimianya yang tidak kompleks menjadikan proses daur ulang lebih mudah dilakukan.
Dalam melakukan daur ulang limbah lunak diperlukan kreativitas, alat yang memadai, dan tenaga ahli untuk menciptakan produk yang bernilai. Proses pemanfaatan limbah lunak tentu tidak semudah yang dibayangkan karena diperlukan pemahaman atau kesadaran akan prinsip dasar pembuatan.
Konsep dari daur ulang limbah lunak sendiri tidak hanya mengedepankan nilai ekonomi saja, melainkan nilai fungsional yang memiliki sifat berkelanjutan dengan memperhatikan faktor-faktor sosial, budaya, dan lingkungan yang dituangkan dalam produk daur ulang. Hal ini bertujuan agar produk daur ulang limbah lunak dapat bertahan di pasar global dan berkembang seiring dengan era modern.
Jadi apabila masih ada yang berasumsi bahwa limbah lunak tidak dapat di daur ulang atau diolah kembali, jawabannya adalah kurang tepat. Karena sekarang tidak sedikit orang memanfaatkan kembali limbah lunak sebagai produk bernilai ekonomi dengan teknik pembuatan yang bervariasi hingga dikenal di pasar mancanegara.
Proses daur ulang limbah lunak organik dan anorganik tentu saja berbeda, tergantung dari potensi kandungannya. Apa saja perbedaannya?
Limbah plastik dari kemasan minuman didaur ulang dan diolah kembali
Proses pengelolaan limbah lunak anorganik pada umumnya menggunakan mesin atau manual, tergantung dari tingkat kesulitan pembentukan produk. Tahapan prosesnya sebagai berikut:
Limbah lunak anorganik yang dapat didaur ulang adalah seperti plastik kemasan makanan / minuman, kertas, karet sintetis, styrofoam, dan limbah kain. Berikut contoh produk hasil daur ulang limbah lunak anorganik.
Proses daur ulang limbah lunak organik secara umum dilakukan menggunakan alat pendukung atau secara konvensional / tradisional. Tahapan proses daur ulangnya yaitu:
Berikut contoh dari produk-produk baru hasil daur ulang limbah lunak organik dari kegiatan perkebunan, pertanian, dan peternakan.