Jenis Plastik dan Proses Daur Ulang Plastik

Siapa yang tidak kenal dengan yang namanya plastik. Berbagai kemasan dengan jenis plastik yang satu ini sangat populer digunakan karena fungsinya yang simpel dan sekali pakai. Karena penggunaannya yang sekali pakai inilah membuat timbulan sampah plastik meningkat. Dibalik itu, sifatnya yang tidak mudah mengurai membuat sampah plastik menjadi salah satu penyumbang pencemaran lingkungan terbesar. Baca Juga : Dampak Sampah Plastik Terhadap Lingkungan & Manusia

Jenis-jenis Plastik

Plastik terdiri dari berbagai macam rantai kimia yang cukup rumit. Beberapa jenis plastik mudah didaur ulang, tetapi ada juga yang membutuhkan penanganan khusus. Baca Juga : Pengolahan Limbah Plastik Berdasarkan Jenisnya

Berikut ini merupakan 7 jenis plastik yang perlu diketahui:

 

Jenis Plastik - Universaleco

 

(Sumber: plasticoceans.org)

 

PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate)

Jenis plastik ini hanya dapat digunakan sekali saja. Tidak disarankan untuk menggunakannya berulang kali karena mengandung zat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker. Jenis plastik ini umumnya ditemukan pada kemasan makanan dan minuman seperti botol minum, wadah selai, dan lain sebagainya.

 

HDPE atau PEDH (High Density Polyethylene)

Plastik jenis HDPE termasuk yang cukup aman untuk digunakan berulang kali dan sifatnya yang relatif lebih stabil dari jenis PET. Plastik bernomor 2 ini merupakan yang paling sering didaur ulang dengan proses yang cukup sederhana. Jenis plastik ini banyak digunakan untuk botol susu, botol sabun/shampo, galon air minum dan plastik tebal lainnya.

 

PVC atau V (Polyvinyl Chloride)

Plastik berjenis PVC mengandung beragam bahan kimia beracun yang dapat larut dan membahayakan kesehatan manusia. Jenis ini merupakan salah satu yang jarang untuk didaur ulang karena prosesnya yang cukup rumit. Plastik PVC biasanya digunakan untuk pipa air, kabel listrik, dan lain sebagainya.

 

LDPE atau PE-LD (Low Density Polyethylene)

Plastik berjenis LDPE bersifat elastis dan dapat digunakan berulang kali. Walaupun aman digunakan untuk makanan dan minuman, tetapi cukup sulit untuk didaur ulang. Plastik LDPE banyak ditemuka pada kantong plastik (kresek), tas belanja, dan lain-lain.

 

PP (Polypropylene)

Jenis plastik PP baik digunakan untuk makanan dan minuman karena sifatnya yang cukup kaku dan kuat serta aman untuk kondisi suhu yang panas, misalnya botol sirup, sedotan, kotak yogurt, dan lain-lain. Sayangnya, jenis plastik ini sulit untuk didaur ulang.

 

PS (Polystyrene)

Walaupun harganya yang cukup murah dan sifatnya yang ringan, plastik PS mengandung zat karsinogenik penyebab kanker apalagi jika digunakan untuk makanan atau minuman yang panas. Selain itu, tingkat daur ulang plastik ini juga cukup rendah. Contoh plastik PS diantaranya Styrofoam, sendok atau garpu plastik, dan lain sebagainya.

 

O atau Other

Plastik yang tidak dikategorikan dari 6 jenis plastik sebelumnya masuk ke dalam jenis plastik nomor 7 ini, yaitu Other. Kandungan bahaya racun Bisphenol-A (BPA) membuat plastik ini tidak disarankan digunakan untuk makanan atau minuman. Simbol ini biasa digunakan untuk plastik botol minum bayi, Compact Disk (CD), dan lain-lain.

 

Tahapan Proses Daur Ulang Plastik

 

Meskipun tidak semua plastik itu mudah untuk didaur ulang, berikut merupakan tahapan umum proses daur ulang plastik:

Pengumpulan (collection)

Tahapan pertama yaitu pengumpulan sampah plastik yang akan didaur ulang dengan sumber yang disesuaikan dengan kebutuhan, baik rumah tangga maupun industri. Selain itu, wadah pengumpulan disarankan sudah khusus untuk sampah plastik.

 

Penyortiran (sortir)

Sampah plastik yang terkumpul akan disortir berdasarkan jenis plastik, warna plastik, dan lain-lain. Tahapan ini menjadi bagian yang penting mengingat setiap jenis plastik memiliki cara daur ulang yang berbeda karena beberapa perusahaan daur ulang plastik hanya mampu mendaur ulang beberapa jenis plastik saja.

 

Pencucian (washing)

Tahap pencucian plastik bertujuan untuk menghilangkan sisa kotoran seperti sisa makanan, sisa Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), dan lain-lain bergantung pada kegunaan dari kemasan plastik tersebut.

 

Perubahan Ukuran (resizing)

Sampah plastik yang sudah bersih kemudian dihancurkan untuk mendapatkan ukuran plastik yang lebih kecil. Tujuannya untuk memperluas permukaan sehingga mempermudah proses daur ulang. Selain itu, tahapan ini merupakan kesempatan terakhir untuk memilah sampah non-plastik yang masih terbawa.

 

Pemisahan dan Identifikasi Plastik

Serpihan plastik ini akan dipisahkan dan diuji berdasarkan kualitasnya yakni tingkat kepadatan dan air classification.

  1. Tingkat kepadatan: serpihan plastik akan dimasukan ke dalam air, partikel kurang padat akan mengapung dan yang cukup padat akan tenggelam.
  2. Air classification: serpihan plastik akan dimasukan ke dalam ruangan yang berisi udara, partikel lebih kecil akan terbang dan partikel lebih besar akan terbang dibawahnya.

 

Penggabungan (compounding)

Tahapan terakhir ini merupakan proses penghancuran dan peleburan menjadi biji atau pellet plastik dan siap digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.

 

Setiap jenis plastik memiliki tingkat daur ulang yang berbeda, seperti halnya plastik bekas kemasan makanan yang tergolong limbah non-B3 sampai dengan plastik bekas kemasan B3 yang masuk kategori limbah B3. Untuk proses daur ulang plastik limbah B3 tentunya harus disertai izin resmi dari pemerintah. Universal Eco menawarkan fasilitas pelayanan Daur Ulang Plastik dan Kemasan Limbah B3 seperti jerigen dan poligen dengan kode limbah B104d untuk dikelola secara bertanggung jawab.